7
Oleh: Muhammad Hifni

"Faman ya'mal mitsqaala dzaratin khairay yarah, waman ya'mal mitsqaala dzaratin syarray yarah." Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar biji zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya.(QS. Al-Zalzalah[99]: 7-8).

Begitulah Al-qur’an menerangkan, barang siapa yang berbuat kebaikan maka wajib akan dibalas dengan kebaikan pula. Dan barang siapa yang berbuat kejahatan maka wajib keburukan pula akan didapat.

Dalam ayat yang lain diterangkan, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra : 7).

Sangat jelas, tanpa ada penafsiran mendalam, ayat ini bisa dengan mudah dipahami. Hampir tak ada yang samar dalam ayat ini. Dengan kata lain, jika kita memilih untuk berbuat baik maka balasan atas kebaikan itu akan kita dapatkan. Pun sebaliknya, jika kita memilih jalan keburukan, maka resiko yang akan kita dapatkan adalah balasan atas keburukan itu pula.

Analoginya dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah dicontohkan, diantaranya,
Jika seorang pelajar memilih untuk selalu tekun dalam belajarnya, maka resiko yang akan didapat, sang pelajar akan mendapat nilai yang baik dalam setiap mata pelajarannya. Ketika prestasi didapat, tak akan terlalu mengejutkan karena efek dari ketekunan akan selalu berbuah manis dan baik.

Sebaliknya, jika seorang pelajar memilih untuk menjalani aktivitas sekolahnya dengan ugal-ugalan, lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain-main, maka resiko yang akan didapat yakni bisa dipastikan sang pelajar tak akan pernah mendapatkan nilai baik dalam raportnya, atau bahkan yang paling fatal kemungkinan tidak akan bisa naik kelas.

Bagi seorang mahasiswa, jika selama kuliah hanya melakukan copy faste saat menyusun tugas kampus, maka yakin otaknya tak akan pernah terisi maksimal dengan wawasan keahlian keilmuan yang seharusnya ia kuasai. Resiko kedepannya, ia hanya akan menjadi sarjana dengan titel tanpa wawasan keilmuan yang memadai. Parah kan?

Masih tentang mahasiswa, jika selama kuliah ia memilih untuk enggan melakukan tradisi-tradisi positif nan berfaedah seperti hobi membaca dan menulis, jangan heran dengan resiko yang akan didapat, bisanya saat presentasi di depan kelas dan berdiskusi, ia hanya akan mengeluarkan persepsi tak mendasar yang tak ubahnya dengan sampah-sampah tak bermanfaat.

Berbeda jika semasa kuliah sang mahasiswa menjalani hari-harinya dengan kegiatan positif dan bermanfaat. Menghabiskan waktu untuk mendiskusikan tugas-tugas kuliah, aktif di organisasi kemahasiswaan, aktif mengutarakan pendapat selama mengikuti perkuliahan. Anti copy faste saat mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Maka resiko yang akan diterima, mahasiswa yang bersangkutan besar kemungkinan akan lulus tepat waktu,  dan akan selalu memperoleh nilai yang memuaskan setiap pengambilan KHS (raport mahasiswa) pada waktunya.

Setiap pilihan akan selalu membawa konsekuensi tersendiri. Tak peduli baik atau buruk perbuatan yang dipilih, akan selalu memberikan dampak yang ekuivalen dengan keputusan yang telah diambil. Oleh karena itu, pandai-pandailah dalam memilih jalan hidup agar sesal tak menyertai diri di masa mendatang.

#Salam Literasi 

Post a Comment

  1. jika kita menanam pohon mangga ndak akan mungkin yang akan tumbuh pohon apel, yupz apa yang akan kita dapatkan tergantunga dari apa yang kita usahakan, jika sudah mengusahakan yang terbaik maka yang akan didapat terbaik juga, Tuhan tidak akan pernah salah memberikan balasan untuk hambanya, kalau usaha sudah maksimal terus hasil yang didapat tidak maksimal,,??? so ambil hikmahnya aja...Tuhan tahu yang terbaik ko'

    ReplyDelete
  2. setiap jalan atau pekerjaan yang seseorang ambil pasti membutuhkan langkah, baik itu benar ataupun salah dan akan mempunyai resiko tersendiri terhadap apa yang diambil,, pada ahirnyapun akan membuahkan suatu hasil,,,oleh karna itu mintalah petunjuk kepada Allah SWT sebelum melangkah...

    ReplyDelete
  3. segala sesuatu terjadi karena ada alasannya termasuk saat-saat terburuk dlm hdup qt yg menjadi alasan agar qt bertambah kuat,,,,

    ReplyDelete
  4. tak ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba tanpa pernah ada sebab dan proses yang kita jalani, sebagaimana hukum kausalitas berpesan pada kita atau biasa dalam matematika kita kenal juga dengan " nilai dari variabel terikat tergantungdari variabel bebas "

    ReplyDelete
  5. kita tak pernah memilih untuk hidup, namun takdirlah yang telah menentukan kehidupan bagi kita,, jikalau dikatakan setiap orang mampu memilih untuk menjadi orang baik atau menjadi orang yang kurang baik saya rasa itu kurang tepat, sebab secara manusiawi saya fikir tidak ada orang yang ingin melakukan kesalahan dalam hidupnya namun terkadang keadaanlah yang memaksa mereka melakukan hal-hal tersebut.

    ReplyDelete
  6. manusia yang memilih jalan hidupnya, tentu setelah mepertimbangkan segala bentuk konsekuensinya, namun setiap hal yang kita pilih tentunya tidak akan terlaksana dengan baik kalau tidak ada Ridho dari Yang Maha Kuasa.
    sebaik apapun pilihan kita tetap saja Allah SWT yang akan memilihkan yang tepat untuk kita.

    ReplyDelete

 
Top