Akhir-akhir
ini kerap sekali kita mendengar berita tak senonoh tentang kelakuan para
remaja, baik dari media masa, elektronik dan lain sebagainya. Dari kekerasa
fisik, kekerasan seksual hingga kekerasan yang berujung pada pembunuhan.
Masih
hangat dipikiran kita tentang bagaimana seorang remaja usia 20 tahun tega
menghamili ibu kandungnya yang sudah berusia 40 tahun. Di lain waktu, 58 orang
remaja putri dikandrungi oleh seorang laki-laki yang tak bermoral dan berpikiran
bejat. Ada lagi yang lebih tragis, pemerkosaan yang berujung dengan maut,
dimana setelah korban di perkosa, ia dibunuh dengan memasukkan sebuah cangkul
di alat vital sang korban.
Semua
kasus ini benar terjadi, dan ini menunjukkan degradasi moral anak bangsa
semakin carut marut. Tak perlu saling mengutuk, tak perlu saling menyalahkan
karena semua turut bertanggungjawab atas peristiwa ini. Dari kalangan
pemerintah hingga kepala rumah tangga harus saling berkolaborasi dan saling
bahu membahu.
Inilah
kondisi zaman sekarang, peran bersama harus ditingkatkan. Terlebih peran orang
tua harus dimaksimalkan dalam mendidik anaknya. Orang tua harus menjadi yang
terdepan dalam menjaga dan memelihara anak-anaknya. Orang tua harus mau belajar
dan terus belajar setidaknya tentang bagaimana cara mendidik agar sesuai dengan
kebutuhan zaman.
Setidaknya
ada 5 (lima) hal yang mesti diketahui oleh setiap para orang tua sebagai bahan
acuan dalam pembentukan karakter para remaja. Lima hal ini akan selalu melekat
dalam kehidupan para remaja dan akan mempbentuk kepribadiannya sepanjang
hidupnya. Lima hal tersebut yaitu:
1.
Lingkungan
Keluarga
“Buah jatuh tak
akan jauh dari induknya”. Peribahasa ini agaknya tepat untuk menjadi pegangan
kita dalam mendidik anak.
Jika orang tua
seorang perokok, maka peluang anaknya untuk menjadi pecandu rokok sangat besar.
Jika anak dididik dengan bahasa-bahasa kasar yang tak bersahabat, maka
tunggulah kabar dari si-anak suatu saat akan tumbuh dan bersahabat dengan
kata-kata tersebut.
Keluarga adalah
laboraturium pertama bagi anak. Jika dalam keluarga anak mendapatkan asuahan
yang baik, penuh dengan kasih sayang dan kenyamanan, maka ia akan tumbuh
menjadi pribadi yang luar biasa dikemudian hari. Anak-anak harus betul-betul
dibekali dengan kualitas pendidikan yang baik yang jauh dari kekerasan, baik
kekerasan fisik maupun kekerasan yang lainnya. Orang tua harus menjadi suritauladan bagi mereka, orang
tua harus berani berkata “maaf” kepada sang anak jika salah.
2.
Lingkungan
Sekolah
Laboraturium kedua
bagi anak adalah sekolah. Mestinya anak-anak harus kita arahkan ke sekolah yang
memang sudah menyiapkan bagaimana mendidik anak yang baik. Dalam hal ini guru
mengambil peran yang sangat penting. Perkembangan etika sang anak akan
ditentukan pula dengan bagaimamana seorang guru bersikap kepadanya. Jika si-anak
diterima dengan baik dilingkungan sekolah, maka ia akan tumbuh menjadi anak
yang beretikan san santun. Hal penting yang harus dihindari seorang guru adalah
melakukan tindakan diskriminasi antara anak yang satu dengan yang lain. Selain itu
juga, perkataan-perkataan yang mungkin akan menyinggung sang akan harus
betul-betul dihindari. Jika sekolah sudah memberikan yang terbaik untuk anak,
maka kehawatiran atas pertumbuhannya yang rusak tak akan terabaikan.
3.
Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan masyarakat
adalah bagian dari hal terpenting juga dalam pembentukan karakter sang remaja. Setiap
bakat yang mereka miliki, selama itu baik hendaknya mereka harus didukung
dengan semaksimal mungkin. Dengan begitu mereka akan tersibukkan dengan hoby
dan melupakan untuk berfoya-foya waktu. Selain itu juga masyarakat harus rela
memberikan mereka ruang untuk mengembangkan diri dan memberikan mereka
kepercayaan bahwa mereka akan mampu berbuat sesuai dengan etika yang berlaku.
4.
Lingkungan
Media
Inilah yang
sangat berbahaya hari ini, kata orang “media itu membuat surga dan neraka
menjadi beda-beda tipis”. Sekilas benar pernyataan ini. Dalam penggunaan media,
anak-anak harus betul-betul diawasi dan diarahkan. Bersyukur mendengar beberapa
sekolah mengeluarkan aturan tidak boleh membawa HP selama disekolah.
5.
Lingkungan
Sebaya
Peribahasa mengatakan
“jika berteman dengan menjual minyak wangi, maka kita akan ikut kecipratan
wanginya, dan jika berteman dengan pandai besi maka kita akan ikut kecipratan
bau abunya”.
Peribahasa ini rasanya sudah cukup
mewakili wawasan kita tentang betapa pentingnya teman bermain itu. Menjadi orang
tua hendaknya membrikan arahan kepada sang remaja agar pandai-pandai dalam
memilih teman bermain.
Post a Comment