6
Siapa bilang mahasiswa tidak bisa berpenghasilan sambil kuliah? Buktinya tidak sedikit dari orang yang berstatus masih mahasiswa memiliki dompet tebal dari hasil keringat sendiri. Dari bekerja part time hingga membangun perusahaan sendiri. Kok bisa? Ya bisalah. Sebenarnya semua tergantung dari kita. Jika ada kemauan dan disertai dengan tindakan yang nyata serta tekad yang kuat, semua akan bisa terjadi. Bukankah Tuhan hanya memberikan ganjaran sesuai dengan yang kita usahakan, bahkan diayatnya yang lain bekali-kali lipat.
Ada banyak jalan yang bisa kita lalui jika ujungnya kita ingin hidup mandiri. Bisa dengan jalan kerja sampingan,  bisnis online, ikut lomba-lomba, menulis, ikut program usaha dari pemerintah (seperti: PKM, PIMNAS, program kewirausahaan), berdagang, dan masih banyak lagi lainnya.
Ada 2 kata kunci: pertama,
asal halal dan baik, kerjakan apa saja yang penting menghasilkan uang. Dan kedua, buang jauh-jauh yang namanya gengsi. Hari gini pelihara gengsi, rugi seumur hidup.
Salah seorang tetangga saya yang saat ini masih sedang kuliah dan memasuki tahun terakhir. Ia adalah pemilik percetakan cukup besar di desa kami. Ia pernah berujar, “Kalo hari gini kita masih GENGSI, siap-siaplah untuk terus memperbudak kedua orang tua.” Saya setuju dengan bahasa tersebut. Dan terbukti, ia tidak hanya pandai berbahasa, saat ini ia sudah mampu membeli rumah dengan hasil usahanya sendiri. Dia bercerita kalo usaha percetakannya sudah lama dilakukan, berawal dari kerjasama dengan salah seorang temannya karena belum cukup modal. Hingga pada tahun keempat ia bisa mendirikan percetakan sendiri dengan modal yang ia miliki. Sekali lagi tanpa ada campur tangan orang tua, kalopun ada, itulah hanyalah DO’A semata.
Saya mempunyai seorang teman dengan percaya diri berjualan pentolan bakso di kawansan kampusnya. Ia tidak pernah gengsi, bahkan kalo dalam bahasa saya Ia tak mengenal kata gengsi. Yang penting halal, lanjutkan. Ia adalah mahasiswa di salah satu kampus di Lombok Timur tepatnya di Anjani. Sejak awal kuliah, ia sudah melakukan aktivitas dagang ini. Hingga pada akhirnya ia bisa membeli sepeda motor sendiri dengan hasil dagang pentolan bakso yang dilakoninya tersebut. Di samping itu, yang pasti ia juga mampu membiayai kuliahnya tanpa sepeserpun minta bantuan dari kedua orang tuanya.  Ia tidak mau menyerah dengan keadaan, filosofi hhidupnya, “Hidup ini harus terus berjalan, saya yakin jika jalan yan satu tertutup, maka pasti jalan lain banyak yang terbuka, mngkin  jalan yang kedua, ketiga, atau bahkan mungkin yang keseratus. Yang pasti saya tidak akan pernah menyerah karena Tuhan sudah menyampaikan dalam kalamNya, satu kesulitan akan di apit dengan dua kemudahan.” Saya sendiri sepakat dengan kalimat itu, mestinya memang harus begitu kan.
Saya punya teman yang lain, yang kesehariannya diisi dengan ngajar privat. Jurusan yang dia ambil memang sangat dibutuhkan oleh anak-anak sekolahan, apalagi jurusannya itu menjadi penentu kelulusan di akhir sekolah. Ngajar privat memang tak asing lagi para mahasiswa, tapi jangan salah. Dan jangan coba-coba remehin, hasilnya bisa fantastik lho. Buktinya, ada teman saya yang bisa menyelesaikan kuliahnya hingga S2 hanya dari hasil ngajar privat dan yang pasti tanpa meminta bantuan sepeserpun dari kedua orang tuanya. Hebat kan?
Kenal Chairul Tanjung? Benar sekali, pemilik CT Corporation. Saat ini beliau adalah salah seorang yang terkaya di Indonesia dengan aset ratusan triliun rupiah. Dari bisnis keuangan, televisi hingga kontraktor. Kisahnya dapat dibaca di buku “Chairul tanjung Si Anak Singkong” penerbit Gramedia. Tahukan anda, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, untuk mendaftar ulang masuk kuliah saja, Ibunya harus rela menjual kain kesayangan karena tidak ada lagi sumber lain untuk mendapatkan uang. Namun meski demkian, Ia mampu menyelesaikan kuliahnya sampai akhir. Hal yang ia lakukan semasa kuliah adalah mengasah kemampuan berbisnisnya melalui beragam bisnis saat itu. Hampir semua rupa bisnis ia lakoni, misalnya foto copy diktat kuliah, menjual sepatu, menjual alat kesehatan gigi yang diimpor dari luar negeri saat itu dan masih banyak lainnya. Dan lihatlah bagaimana ia hari ini. Ia menjadi big bos, pembicara, dan pengusaha yang luar biasa. Ia memliki jutaan kariawan di tanah air. Bahkan hingga saat ini ia terus mengembangkan beragam bisnisnya hingga ke luar negeri.
Jadi, tak perlu hawatir, ragu dan takut untuk memulai belajar hidup mandiri. Kisah mereka di atas  membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah alasan untuk menyerah pada nasib. Hidup hanya sekali, ia harus diperjuangkan. Bagaimana kita 10 tahun mendatang, ditentukan atas usaha apa yang kita lakukan hari ini. Intan permata tidak akan pernah jatuh dari langit kepada para pemalas, kepada mereka yang hanya berdiam diri saja tanpa melakukan tindakan nyata dalam bekerja. Tuhan bahkan dengan tegas mengingatkan dalam ayatnya, Dia tak akan p

ernah mengubah nasib manusia jika manusia tersebut tak punya usaha untuk mengubah dirinya. Burung yang hanya berdiam diri di sarangnya tak mungkin akan mndapatkan makanan yang dinginkan. Macan yang tidak mau bergerak, tidak akan akan dapat mangsa. Memang ada sih yang dapat makan tanpa harus bergerak. Anda bisa tebak kan? Benar sekali, BINATANG PELIHARAAN. Nah, kalo manusia yang bermalas-malasan, tanpa harus melakukan usaha namn tetap bisa makan, enaknya disebut apa dong? Seratus, benar

Post a Comment

  1. Saya setuju.mandiri itu tidak harus mnunggu selese kulyah...mahasiswa yang bisa mandiri tidak selalu mengandalkan uang orang tua.....nggak harus malu apapun jenis usahanya yang penting halal dan bisa menikmati hasil sendiri.

    ReplyDelete
  2. 2 kata kunci:asal halal dan baik,kerjakan apa saja yang penting menghasilkan uang,buang jauh-jauh yang namanya rasa gengsi.Saya setuju dengan 2 kata kunci tersebut,jika kita memelihara rasa gengsi kapan kita mandirinya ,malahan akan membuat hidup kita menjadi sengsaradan banyak dampak negatifnya .so berusahalah membuang rasa gengsi untuk menjadi lebih baik dan menjadi mandiri.
    TI 2A

    ReplyDelete
  3. mandiri...adalah idaman setiap mahasiswa, namun mandiri terkenal dikalangan minoritas mahasiswa saja, tidak banyak dan jarang mahasiswa yang mampu mandiri.mandiri memang sulit,susah bahkan berat. itu sedikit alasan barang kali yang digenggam oleh banyak mahasiswa,atau orang tua masih nanggung.tapi esensinya konteks disini adalah menggunakan waktu sebaik2 nya dengan hal2 yang bermanfaat baik itubagi diri sendiri atau orang lain. khairunnas anfauhum linnas

    ReplyDelete
  4. Dgn kita mandiri kita bisa merubah sikap kita dari boros menjadi irit karna kalau kita boros terus apa yg akn jadi modal kita untk buka usaha. . . Seberapapun uang yg kita dapat dengan cara yg halal & baik itu lebih berhara rasax ketimbang kita minta sama orang tua. . . Dengan kita mandiri orang tua kita malah senang dan bangga. .

    ReplyDelete
  5. saya sangat setuju bahwa kita harus mandiri lebih- lebih menjadi mahasiswa karena benar sekali kata-kata diatas seorang mahasiswa harus mampu mandiri tetapi tetap seorang mahasiswa harus lebih menutamakan tugasnya sebagai mahasiswa karena kebanyakan yang kita lihat banyak sekali mahasiswa yang mandiri dan punya kerjaan lebih mengutamakan pekerjaan dan kuliahnya terbengkalai.. jadi di samping kita harus mandiri kita juga harus memerhatikan kewajiban sebagai mahasiswa

    ReplyDelete
  6. di sinilah rasa gengsi harus dibuang dan menanam betul satu kalimat yang mengatakan manusia yang mulia dan terhormat ialah manusia yang pantang membebani orang lain

    ReplyDelete

 
Top