0
Bukan mawar jika tak berduri. 
Tidak ada gading yang tak retak.

Sumber Google
Begitu pula manusia, tak akan pernah ada yang sempurna, selalu ada kelemahan dan kekurangan yang akan ditemukan. Dan manusia yang baik adalah yang sadar akan kehilapan dan kesalahan kemudian bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dan berjanji untuk tidak mengulanginya. 

Oleh karena itu, saling menasehati adalah sebuah kewajiban antara sesama muslim. Tak perlu malu atas kesalahan yang telah dilakukan. Yang terpenting adalah kita sudah memahami bahwa itu adalah sebuah kekeliruan yang harus diperbaiki. Bagi yang menasehati harus ikhlas memberikan nasehat, bukan lantaran ingin menjatuhkan atau menggurui. Dan bagi yang dinasehati, terimalah nasehat tersebut dengan bahagia dan ikhlas, karena dengannya kekurangan kita menjadi jelas dan tahu mana yang harus diperbaiki. 

Tapi untuk dicamkan oleh para pengkritik atau pemberi nasehat, ada rambu-rambu yang harus diketahui sebelum memberikan nasehatnya. Penting kita pahami apa yang disampaikan oleh Imam Syafi’i dalam kaitannya bagaimana memberikan kritikan terhadapap sesama. 

Beliau berkata, “Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, hindarilah memberikan nasehat kepadaku di tengah khalayak ramai, karena sesungguhnya memberikan nasehat di hadapan banyak orang, sama saja dengan memburuk-burukkan, saya tidak suka mendengarnya, jika engkau menyalahi saya dan tidak mengikuti ucapanku, maka janganlah engkau kaget apabila nasehatmu tidak ditaati.”

Mencermati perkataan tersebut, maka hendaklah bagi para pengkritik, -jika menyangkut satu orang-  sebaiknya sampaikanlah apa yang menjadi kekurangan lawan bicaranya dengan cara face to face, jangan sampai dilakukan diruang terbuka dan dihadapan khayak ramai karena itu sama artinya melecehkan dan mengumbar aib mereka.

Namun, jika menyangkut kebaikan orang banyak, baiknya harus disampaikan dihadapan orang banyak tersebut. Misalnya melalui media rapat dan musyawarah. Jika dilakukan secara perorangan, maka akan banyak menyita waktu. Bayangkan jika menyangkut 30 orang, maka saat memberi nasehat, harus keliling mendatangi sebanyak 30 orang. Tidak efektif sama sekali. 

Selanjutnya, saat memberi nasehat, hendaklah menggunakan bahasa yang santun. Bahasa yang sekiranya dikeluarkan tidak akan membuat orang tersinggung dan merasa dicela. 


Post a Comment

 
Top