Orang arab sering bilang, “waktu itu ibarat pedang”. Yang berarti jika mereka membuang-buang waktu untuk melakukan hal-hal yang tak berfaedah dan tak menghasilkan, maka sama artinya seperti mereka sedang menodongkan pedang di leher kemudian menariknya sendiri hingga leher berdarah terluka.
Lain Arab, lain Barat. Orang barat berkata, “waktu adalah uang”. Yang berarti, mereka meyakini bahwa orang yang menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tak bermanfaat sama artinya dengan mereka sedang menghabur-hamburkan uang secara-cuma, padahal saat yang sama mereka sangat membutuhkannya. Analogi lebih keren lagi, mereka yang suka menyia-nyiakan waktu ibarat sedang memegang uang ratusan ribu hingga jutaan dalam keadaan normal. Namun sejurus kemudian, mereka merobek-robek dan membakar uang tersebut kemudian abunya dibuang ditempat bak sampah atau ke laut.
Kawan, andai kita bisa atau sedang menyaksikan dua adegan di atas, kira-kira apa yang ada dalam benak kita? Bagaimana persepsi kita? Apa reson yang akan kita suguhkan? Yang pasti kita mungkin akan sepakat mengatakan bahwa, “orang tersebut tidak normal, gila bin tolol. Uang kok di buang, uang kok dirobek, miskin kok sombong, sudah tahu pedang tajam, kenapa mereka dengan ikhlas memberikan leher sendiri untuk di sayat”, dan beragam persepsi sejenisnya.
Ya. Jika kita sepakat dengan analogi itu, maka itu artinya kita dalam keadaan normal, tanpa kurang satu apapun. Tetapi tahukah kita? Kadang tanpa sadar, bahkan sering mungkin, kita menjadi bagian dari dua contoh di atas. Membuang-buang waktu tanpa merasa ada penyesalan setiap hari. Hari-hari, kita isi dengan rutinitas yang tak memberdayakan dan menumbuhkan.
Maka wajar jika tiba-tiba umur kita sudah berkepala empat tapi belum punya apa-apa, rumah masih ngontrak, membahagiakan orang tua belum terlalu bisa dan sebagainya. Bagi seorang siswa akan merasa kaget, tiba-tiba sudah mau lulus sementara ilmu belum banyak didapat, dan selalu merasa tak siap jika akan berhadapan dengan Ujian Kelulusan. Bagi seorang mahasiswa akan terkejut, tahu-tahu sudah semester akhir, sementara wawasan segitu-gitu saja, ndak pernah nambah-nambah, bahkan tidak sedikit dari mereka yang baru sadar, tau-taunya sedang berada di semester sebelas duabelas, belum bisa diwisuda karena skripsi belum kelar.
Kawan, hari penyesalan itu akan datang jika kita tak mengimbangi hari-hari kita saat ini dengan cara yang tidak biasa-biasa saja. Waktu tak pernah mau diajak kompromi, 2 menit yang berlalu seumur hidup tidak akan pernah kembali lagi.
Oleh karena itu, harus ada cara agar penyesalan itu tidak hadir dengan menyesakkan dikemudian hari. Kata orang-orang hebat sih, ini yang perlu disiapkan, 1)miliki target 5 tahun, 10 tahun mendatang, dan 2) buat agenda harian yang ujungnya adalah untuk meraih target tadi.
Dengan demikian, hari-hari yang akan dilalui lebih terarah dan akan bisa menjadi pengontrol atas tindakan-tindakan yang tidak berfaedah.
#Salam Literasi
waktu yang termanage dengan baik akan membuahkan hasil yang baik pula, seorang siswa apalagi yang mempunyai status sebagai santri dengan kegiatan yang super padat harus pandai-pandai mengatur waktu dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya, seseorang yang terbiasa mengagendakan kegiatannya akan tebiasa dengan kegiatan yang banyak, karena waktunya sangat" ia perhitungkan..
ReplyDeleteSetuju pak,,,orang yang mengagendakan hidup nya cendrung lebih maksimal dalam menggapai target,,,kareNa mereka akan lebih disiplin dan hidup nya akan lebih terarah,,,insyaAllah
ReplyDeleteSetuju pak,,,orang yang mengagendakan hidup nya cendrung lebih maksimal dalam menggapai target,,,kareNa mereka akan lebih disiplin dan hidup nya akan lebih terarah,,,insyaAllah
ReplyDeletesebagai seorang pelajar kita di tuntut untuk mengatur waktu sebaik mungkin,,,supaya tidak bentrok kegiatan-kegiatan yang sudah di susun dan di rencanakan,, dan melatih kedisiplinan diri sendiri dan istiqomah dalam menjalankannya.....
ReplyDeleteuntuk itu "manfaatkanlah waktumu sebaik-baiknya agar tidak menyesal dikemudian hari". karena penyesalan itu tidak ada gunanya.
ReplyDeletekata-kata bapak sungguh menyentuh hati sya yang membaca tulisan di atas,, hidup ini punya aturan, dan hidup kita masing-masing harus atur dengan baik, agar jangan menyesal kemudian hari, intinya jangan menengoh kebelakang saja, akan tetapi tetap semangat dan terus maju
ReplyDeletebetul banget pak,dengan mengangedakan apa yang kita tuju, maka akan menghasilkan yang lebih maksimal,dan tetap semangat dalam menghadapi suatu masalah.
ReplyDeletebarang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya.