0
Sumber: Google

Oleh: Muhammad Hifni

*Dear Pak Pimpinan

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah paham pada kami.
Jika kami banyak bertanya, tak berarti itu kami lakukan dengan sengaja dan tanpa sadar. Tapi itu karena kami memang belum memahami apa yang sedang terjadi. Kami hanya ingin kejelasan atas apa yang menjadi kebingungan kami. Jika kami tidak bertanya pada kalian, lantas kami akan membawa kegelisahan ini pada siapa. Tak mungkin kami akan menjinjingnya pada orang yang tak paham dengan semuanya.

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah paham pada kami.
Sedikitpun tak ada niat dalam hati kami untuk membuat hati kalian tersinggung. Jika semua yang telah kami ucapkan melukai hati, maka dengan sadar kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi tetap itu bukan kami anggap sebagai sebuah kekeliruan, karena kami hanya ingin butuh kepastian atas nasib kami. Kami memohon maaf, jika benar engkau tersinggung dengan “mungkin” adanya perkataan yang menurut kalian berlebihan dari yang kami sampaikan.

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah paham pada kami.
Jika kami kalian anggap agak “crewet” atas apa yang menjadi pertanyaan kami, sah-sah saja. Tapi jujur kami sampaikan, tak pernah ada dalam hati agar kami mendapatkan pengakuan dengan kata itu. Buat apa juga? Jika hanya untuk mencari predikat itu, kami akan sangat malu, dan itu memang tindakan yang memalukan. Tindakan yang sama sekali tak menunjukkan kedewasaan. Kami memang tak membutuhkan itu, kami hanya ingin mengutarakan keresahan kami.

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah paham pada kami.
Bagi kami, kalian adalah orang tua kami. Jika seorang anak banyak bertanya atas apa yang sedang belum ia ketahui pada orang tuanya, berbahagialah sebagai orang tua. Itu tandanya sang anak ingin tahu lebih banyak atas apa yang sedang ia pikirkan. Maka sebagai orang tua yang baik, jawablah pertanyaan-pertanyaan mereka sesuai dengan kemampuan, niscaya kebahagiaan akan datang pada sang anak karena terpuaskan dan tak dirundung lagi oleh kegelisahan yang sedang mendera mereka. Sebagai anak kalian, tak mungkin kami akan bertanya pada orang tua anak yang lain, karena kami pasti malu. Pada kalian kami tidak terlalu “sungkan” karena kalian adalah orang tua kami.

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah pahan pada kami.
Memang benar kadang kami su’uzon pada kalian. Ini belum mampu kami hindari karena kurangnya keterbukaan diantara kita. Jika semua jelas dan terbuka kalian buat, maka tak mungkin akan ada rasa yang buruk hinggap di kepala kami. Oleh karena itu mohon kami juga dimengerti. Kami su’uzon tak berarti kami akan siap memberontak.

Pak Pimpinan. Mohon engkau jangan salah paham pada kami.
Kekeliruan sudah mungkin pasti kami lakukan. Kalian mungkin bisa jadi kecewa dan tersinggung atas “kecerewetan” kami. Sama sekali kami tak ada niat untuk akan melakukan itu. Oleh karena itu sebagai anak yang baik, sekali lagi kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, kami tak ingin disebut durhaka padamu. Tapi mohon maaf juga pak, jika engkau keliru dikemudian hari, maka izinkan kami untuk tetap mengingatkan bahwa itu adalah jalan yang salah kalian lalui. Dan memintamu agar kembali pada jalur yang seharusnya. 

Pak Pimpinan. Maafkan kami!!!
a.n. rakyat jelata yang kalian pimpin

#Salam Literasi

Post a Comment

 
Top