Semakin
kesini, zaman terasa semakin edan. Faktanya, teknologi yang berkembang dengan
pesat tidak dibarengi dengan pemahaman pemakaian yang baik. Tujuan para
pendirinya sesungguhnya adalah ingin memberikan kemudahan bagi setiap
penggunanya. Baik untuk berkomunikasi terhadap sesama, membangun jaringan dan
lain-lain. Sebagai contoh perkembangan sosial media yang sangat pesat. Dari
facebook, twitter, path, skype dan lain sebagainya.
Baca juga:Takdirmu: Cara Berfikirmu .....
Perkembangan
beberapa sosial media tersebut ternyata membawa dampak yang sangat luar biasa
bagi penggunanya. Baik dari sisi positifnya maupun dari sisi negatifnya. Dari
sisi negatif misalnya, saya sudah lama mencoba mengamati para pengguna sosial
media ini khususnya dikalangan para siswa.
Beberapa efek dari penggunaan sosial
media yang tak sehat di antaranya,
Pertama, tidak
peduli dengan lingkungan sekitar. Tidak sedikit dari orang yang sedang anyiknya
bermedsos, melupakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia kadang lupa kalau
ia sedang duduk bersama teman, ia kadang lupa kalau dia sedang dilewati oleh
seorang guru. Mereka kebanyakan cuek jika sudah bermedia sosial, mereka baru
akan menyapa jika sang guru terlebih dahulu menyapa. Jika karakter siswa hari
ini dibiarkan terus menerus, maka masyarakat kita sepuluh, dua puluh yang akan datang hampir tak
akan karuan jadinya.
Kedua, mengabaikan
kewajiban. Akibat dari bermedsos, banyak anak yang tau orang tuanya sedang
butuh bantuan, namun ia tak mau menghampiri karena sedang asyik online. Ia tahu
waktu shalat sudah datang, namun ia tega menunda-nunda demi memuaskan diri
dalam dunia maya.
Ketiga, menjadi
manusia non-sosialisasi terhadap lingkungan. Sebagian dari para pengguna media
sosial akan malas keluar rumah, mereka lebih senang mengurung diri di kamar.
Yang penting bisa merteman dengan smarphone dan komputer dalam kondisi online.
Kebiasaan ini jika dilakukan secara terus menurus akan berakitat, menurunnya
atau bahkan matinya jiwa sosial. Mereka juga akan jarang mendapatkan info-info
ter up date tentang lingkungan di sekitarnya.
Keempat,
cenderung
membuang-buang waktu dengan sia-sia. Biasanya jika para pengguna sosial media
sedang asyiknya online, dia mudah sekali melupakan waktu. Ia akan beranggapan
satu jam akan terasa 15 menit, dua jam akan terasa satu jam. Waktu tersebut
sebagian besar hanya digunakan untuk membuka facebook dan twitter. Andai saja waktu tersebut
digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, tentu itu akan jauh lebih baik.
Kelima,
cenderung boros (khusus remaja). Sesorang yang sudah kecanduan dalam bermedia
sosial akan selalu mempersiapkan sejumlah uang demi mencukupi kuota internet.
Tujuannya agar mereka bisa menikmati layanan online sepuas mereka. Tidak
tanggung-tanggung, kadang para remaja rela tidak menggunakan uang yang
seharusnya untuk membayar SPP dari orang tua mereka, namun digunakan untuk
berfoya-foya dalam dunia maya.
Keenam, cenderung
malas belajar. Jika sudah membuka layar smartphone atau laptop dan langsung
menuju beranda sosial media. Maka, siap-siaplah untuk tidak akan menyelesaikan
tugas sekolah ataupun kuliah dengan tepat waktu.
Keenam
dampak tersebut harus segera diatasi. Karena jika tidak, maka akan melahirkan
masyarakat yang tumpul, tak berjiwa sosial dan tak berwawasan. Oleh karena itu,
penting sekali kita memikirkan solusi yang gunanya agar bisa mengatasi agar
efek negatif di atas tidak terjadi. Beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu, pertama,
hendaknya para orang tua selalu mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai
terlalu kebablasan dalam bermedia sosial. Kedua, sudah seharusnya kita harus punya target
harian, sebagai tangga untuk meraih impian. Jika target harian kita miliki,
maka ia akan menjadi media mengontrol saat kita sedang asyik bermedia sosial.
Selanjutnya, ketiga, jika kita seorang muslim sudah sepatutnya kita
mengingat Firman Allah yang menyatakan bahwa, sungguh merugi orang-orang yang
membuang-buang waktu, kecuali yang beramal soleh, dan saling nasehat menasehati
dalam kesabaran. Kita harus ingat bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara,
dan jika nyawa sudah tidak di badan, semua perbuatan sudah dilakukan di dunia
ini akan dimintai pertanggunjawabannya. Dan terakhir atau keempat, jika kita
adalah seorang guru, hendaklah kita berikan pemahaman yang baik kepada siswa
bagaimana bersosial media yang baik.
Itulah beberapa solusi yang bisa saya tawarkan dalam mengatasi efek
bersosial media yang tidak sehat. Semoga memberikan faedah buat kita semua,
khususnya bagi para pengguna sosial media yang kebablasan.
memang benar banyak sekali dampak negatif dari social media,akan tetapi alangkah lebih baik juga apabila bapak mengikutsertakan dampak positifnya agar pembaca lebih bijak menyikapi,bukan hanya bisa menyalahkan atau mengkritik saja.
ReplyDeleteterimakasih & maaf.
memang benar sosmed itu banyak sampak positif dan negatipnya tpi tergantung cara seseorang mempergunakannya ,jika seseorang menggunakan sosmed dengan csra yang baik maka akan menghasilkan danpak yang baik jika seseorang salh cara menggunakan sosmed maka akan berdampak kurang baik ,,,,,,emg benar sosmed itu membuat anak menjadi malas belajar karna keinginan untuk belajarnya kebanyakan cendrung sama fbkan....
ReplyDeletesosmed memang banyak sekali dampak negatifnya tetapi kalau kita berpikir positif atau mengambil mamfaatkan sosmed banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan.sekarang tergantung kita bagaimana menyikapinya dari adanya sosmed ini.untuk anak yang dibawah umur peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menghindari efek negatif dari sosmed
ReplyDelete